Sejarah, Bentuk dan Fungsi Candi Jawi – Provinsi Jawa Timur memang terkenal mempunyai berbagai destinasi wisata, mulai dari gunung, pantai, air terjun, danau, dan beberapa destinasi wisata lainnya. Tidak hanya itu, Jawa Timur juga memiliki destinasi wisata purbakala. Banyak sekali peninggalan-peninggalan purbakala yang tersebar pada Provinsi Jawa Timur.
Artikel ini di dukung oleh : https://juarampo.co/
Hal ini terbukti denagn adanya petirtaan atau pemandian dan juga candi-candi yang menjadikan bukti bahwa wilayah Jawa Timur pada dahulu kala. Yang merupakan pusat penyebaran agama Hindu dan Budha. salah satu peninggalan candi di Jawa Timur adalah sejarah Candi Jawi.
Candi Jawi adalah salah satu candi peninggalan Budha dan peninggalan Kerajaan Singasari. Candi Jawi terletak pada kaki Gunung Welirang, tepatnya pada Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, sekitar 31 km dari kota Pasuruan. Selain itu, Candi Jawi terletak pada pertengahan jalan raya antara Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Gunung Pawatra atau lebih terkenal dengan Gunung Penanggungan menjadi latar belakang pada bagian sebelah barat laut candi. Ssedangkan pada sebelah selatan candi dapat disaksikan keindahan kota wisata Tretes.
Sejarah Candi Jawi
Candi Jawi dalam kitab Negarakertagana memiliki nama lain dengan sebutan Jawajawa atau Jajawi. Kemudian nama tersebut berubah menjadi Jawi. Diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-13 Masehi pada mas Kerajaan Singosari. Semula, candi ini berdiri dengan tujuan sebagai temapt ibadah bagi penganut agama Syiwa-Budha sebagaimana agama yang dianut oleh Raja Kertanegara.
Baca juga informasi dan artikel menarik lainnya di : themichigancatholic
Candi Jawi ini juga menjadi tempat bagi pendukung Kartanegara saat terjadi pemberontakan. Berdasarkan Kidung Panji Wijayakrama, bahwasanya pada masa raja Kertanegara pernah terjadi pemberontakan Kelana Bhayangkara. Bahkan tidak hanya itu, Kitab Negarakertagama mencatat, pada masa ini terjadi pula pemberontakan Cayaraja. Yang mana pada saat terjadi pemberontakan tersebut menantu dari Raja Kertanegara yakni Raden Wijaya melarikan diri dan bersembunyi pada daerah ini. Pelarian itu terjadi saat Raja Kertanegara lengser oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-gelang.
Berdasarkan Kitab Negarakertagama, pada tahun 1253 saka, Candi Jawi pernah tersambar petir. Dari kejadian ini, arca Maha Aksobaya pun hilang entah ke mana. Menghilangnya arca ini membuat Raja Hayam Wuruk sedih. Yang mana saat itu Raja Hayam Wuruk sedang melakukan perjalanan ke daerah Lumajang pada tahun 1359 Masehi.
Candi Jawi pernah mengalami pemugaran sebanyak dua kali pada masa Hindia Belanda. Hal ini karena pada saat iru kondisi candi sudah runtuh. sayangnya, sebelum renovasi selesai, beberapa batu dari candi ini menghilang. Meskipun begitu, usaha memperbaiki candi ini terus berjalan. Pada tahun 1975 sampai 1980 melakukan perbaikan kembali pada Candi Jawi kemudian pada tahun 1982 candi ini mendapatkan peresmian.
Letak Candi Jawi
Candi Jawi merupakan web sejarah yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur. Lebih detailnya, candi ini terletak pada kaki gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Bila kalian mau berkunjung ke candi ini, lokasinya mempunyai jarak dekat 31 km dari kota Pasuruan. Jadi, jika mau berkendara dengan mobil dari Pasuruan, kalian dapat menjangkaunya cuma dengan ekspedisi sepanjang 1 jam.
Sebab terletak di Kecamatan Prigen, candi ini pula diketahui dengan istilah Candi Prigen. Ada pula, candi ini ialah salah satu peninggalan budaya aset kerajaan Hindu- Budha yang telah terdapat semenjak abad ke- 13 masehi.
Tidak hanya Candi Jawi, lingkungan ini pula dipadati oleh ratusan candi lain. Tetapi, cuma candi ini yang terkenal namanya. Nama Jawi tersebut konon berasal dari kitab Negarakertagama yang menyebut candi tersebut dengan nama Jajawi. Tetapi, belum terkenal semenjak kapan nama dari Jajawi berganti jadi Jawi.
Bentuk Candi Jawi
Dalam sekali memandang, kalian dapat ketahui jika candi ini mempunyai arsitektur yang sangat megah. Bisa jadi memanglah tidak se-spektakuler Candi Borobudur serta Candi Prambanan, namun sebab candi ini mempunyai latar balik pegunungan, keberadaannya mempunyai energi tarik tertentu.
Panjang Candi Jawi yakni 14,24 meter, lebarnya 9, 55 meter, serta terbentuk dengan ketinggian 24, 5 meter. Menempati lahan yang lumayan luas berkisar 40 x 60 m persegi. Dengan demikian, tercantum jenis candi yang besar serta pula ramping.
Bangunan Candi Jawi terbuat dari batu andesit, juga dengan pagar bata setinggi 2 m yang mengelilingi. Bila mengelilingi candi ini, kalian pula hendak memandang parit yang saat ini terhiasi oleh bunga teratai. Bangunan Candi menghadap ke timur, sama semacam Candi Gunung Gangsir di Pasuruan.
Lebih rinci, candi ini ditafsirkan terdiri atas 3 tingkatan. Pertama, kaki candi yang ialah bagian terbawah dari candi yang melambangkan manusia yang masih dipahami nafsu rendah semacam keserakahan, kebohongan serta seluruh suatu yang berhubungan dengan hawa nafsu.
Kedua, tubuh candi yang ialah lambang dari usaha manusia buat mengalahkan nafsu keduniawian. Terakhir, atap candi ialah lambang dari kehidupan manusia yang telah menggapai tingkatan kesempurnaan.
Candi Jawi menghadap ke Gunung Penanggungan, tempat yang sangat suci serta besar oleh masyarakatnya yang beranggapan.
Sedangkan itu, pintu candi yang menghadap ke timur bukan tanpa alibi. Perihal ini menegaskan kalau kalau candi ini bukan tempat pemujaan ataupun pradaksina ataupun upacara penghormatan terhadap dewa.
Fungsi Candi Jawi
Bersumber pada sebagian sumber sejarah, guna dari Candi Jawi merupakan tempat pendharmaan Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari yang meninggal pada tahun 1292 Masehi. Dengan dibangunnya candi ini, Kertanegara juga didharmakan selaku Siwa-Budha.
Candi ini diperkirakan dibentuk pada tahun 1304 Meter. Arti simbol pada Candi Jawi ini juga dapat terkenal lewat latar balik dari kebudayaan serta agama yang membentuknya.
Sedangkan, bersumber pada Pesan Keputusan Menteri Pembelajaran serta Kebudayaan RI No 177/ Meter/ 1998, bagian yang jadi Cagar Budaya dari web ini merupakan kesatuan bangunan candi serta tanah di sekitar bangunan dengan seluruh apapun yang terletak di atas ataupun di dasar permukaan tanah.